Hot News on PPNI Aceh Utara :
  • Apa Itu PPNI Dan Mengapa Seluruh Perawat Wajib Menjadi Anggota PPNI
  • UU Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
  • Seminar Keperawatan
  • PPNI Aceh Utara & Kota Lhokseumawe melakukan doa bersama
Selamat Datang Pengunjung |
Video Kegiatan
  • CARA UPLOAD SKP PKB ONLINE PPNI
  • HUT PPNI KE 43 KABUPATEN ACEH UTARA
  • Memindahkan Pasien
  • MARS PPNI
  • Sholawat Nabi yang bikin nangis
  • Pemasangan Infus
  • Promosi Kesehatan PHBS
  • Atlit Tenis Meja PKM Simpang Keuramat
  • Info Kesehatan Bahaya Di Kamar Tidur
  • Prime Product - North Aceh Investment Profile
  • Mubahasah Ulama Aceh Terbaru Tentang Persoalan Umat Islam Saat Ini
  • Kehidupan Perawat Indonesia Di Jepang
Login Anggota
Anda belum punya Akun ? Klik disini
Statistik Pengunjung Tahun 2024
Pengunjung Hari ini :
20
Total Pemgunjung :
108769
Hit hari ini :
28
Total Hits :
426484

426484

Tanggapan Abuya Muda Waly Tentang Rabithah Mursyid

Jumat, 22 Januari 2016 | 11:09:01 Dibaca: 1675 kali | 6 komentar | Share
Berita Lainnya

Almarhum Abuya Syekh Muda Muhammad Waly Al Khlidy, Pendiri Dayah Darussalam, Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan

Salah satu hal yang diperdebatkan dalam Masalah Thariqat Naqsyabandiyah adalah Rabithah dengan Mursyid yang dilakukan ketika Tawajuh baik sendirian maupun ketika ibadah suluk. Sebagian ulama menolak legalitas Rabitah tersebut. Salah seorang ulama Ahlsu sunnah yang pernah menolak Rabitah tersebut adalah Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, ulama besar asal Padang yang menjadi Khatib di Masjidil Haram. Beliau mengarang sebuah kitab untuk menolak Rabithah tersebut, yaitu kitab Izhar Zighlil-Kazibin dalam bahasa Arab Melayu, namun kitab beliau tersebut dijawab oleh seorang ulama besar asal Padang juga, Syeikh Sa`ad Mungkar Tua dengan kitab beliau Irghamu Unufil Muta`annitin, polemik antara dua ulama bermazhab Syafii ini berlangsung seru. Untuk menjawab kitab Syeikh Sa`ad Munka, Syeikh Ahmad Khatib menulis kitab kedua as Saiful Battar dan akhirnya Syeikh Sa`ad Munka menjawabnya dengan kitab beliau Tanbihul Awam. Akhirnya kebenaran berada di pihak Syeikh Sa`ad Munka.

Syeikh Muda Waly, seorang ulama besar Aceh yang mengembangkan Thariqat Naqsyabandy juga memberikan komentar tentang polemik kedua ulama besar asal Padang tersebut dalam risalah beliau Intan permata, berikut komentar Abuya Muda Waly yang kami kutip dari Risalah Intan Permata yang ada dalam buku Ayah Kami Maulana Syeikh Muda Wali karangan putra beliau, Abuya Prof. DR. Tgk. H. Muhibuddin Muhammad Waly.

“Ketahuilah hai segala ummat Ahlissunnah waljamah,bahwasanya karangan yang mulia Syekh Ahmad al Khatib yang bernama Izhar Zighlil-Kazibin,tentang membantah Rabithah dan Thariqat naqsyabandiyah itu adalah silap dan salah paham dari Syekh yang mulia itu, karena beliau itu telah ditolak oleh yang mulia Syekh Sa`ad Mungka Payakumbuh (Sumatra Tengah) dengan kitabnya Irghamu Unufil Muta`annitin. Kemudian kitab ini dijawab pula oleh yang mulia Syekh Ahmad al khatib dengan kitabnya as Saiful Battar.Kitab ini pun ditolak oleh yang mulia Syekh As`ad Mungka dengan kitabnya yang bernama Tanbihul `Awam. Pada akhirnya patahlah kalam Tuan Syekh Ahmad al-Khatib. karena itu maka hamba yang faqir ini, Syekh Muhammad waly al Khalidy sebabnya mengambil Thariqat Naqsyabandiyah adalah setelah muthala`ah pada karangan karangan Syekh Ahmad Khathib dan karangan karangan Syekh Sa`ad Mungka dimana antara karangan kedua-dua orang ulama itu sifatnya soal jawab dan debat-berdebat.

Perlu diketahui bahwa Tuan Syekh Ahmad Khatib itu murid Sayyid syeikh Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha, sedangkan Tuan Syekh Sa`ad Mungkar murid Mufti Az Zawawy,gurunya Syekh Usman Betawi yang masyhur itu, Maka muncullah kebenaran ditangan Tuan Syekh Sa`ad Mungka, apalagi saya telah melihat pula kitab as Saiful Maslul karangan ulama Madinah selaku menolak kitab Izhar Zighlil Kazibin. Oleh sebab itu bagi murid muridku yang melihat karanagn syekh Ahmad Khatib itu janganlah terkejut,karena karangan beliau itu ibarat harimau yang telah dipancung kepalanya.”

[Tgk. Mursyidi Mudi Mesra]

Sumberhttp://www.santridayah.com/2013/02/tanggapan-abuya-muda-waly-tentang-rabithah-mursyid

Nama Lengkap :
Email :
Komentar Anda :
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.